1 / 3
belajar satu
2 / 3
belajar 2
3 / 3
Caption Three

Minggu, 21 Juni 2015

Makna Umur dalam Penghitungan Jawa


Ringkasan Kultum Teraweh, 20 Juni 2015
Makna Umur dalam Penghitungan Jawa
  Dalam hidup kita tidak bisa lepas dari unsur penghitungan termasuk penghitungan dalam istilah jawa. Umur seseorang juga tidak lepas dari penghitungan. Dan penghitungan umur seseorang ini terdapat seseuatu yang mendasarinya. Hal ini akan dikupas tuntas dari pandangan istilah jawa.
   Umur seorang katakanlah anak telah memasuki umur belasan tahun, atau di usia remaja. Dalam istilah jawa mulai dari umur sewelas (sebelas) sampai Songolas (Sembilan belas). Akhiran menyebutkan katas LAS, sebenarnya kata tersebut dalam istilah jawa mempunyai arti WELAS yang berarti menginginkan belas kasihan. Tak heran jika pada umur-umur tersebut seorang anak sedang mencari jati diri untuk dikasihi. Sehingga mulai ada rasa suka dengan lawan jenis dan merasa ingin disukai oleh orang lain. Pada umur ini, anak kehilangan rasa percaya kepada orang tuanya. Anak lebih mempercayai seorang teman darpada orang tuannya. Hal ini terbukti keteka seorang anak disuruh menceritakan orang tuannya akan lebih menutup-nutupi, namun jika anak bercerita tentang teman, akan terbuka sejujur-jujurnya. Pesan singkat dari orang tua terkadang tak di balas, dibanding dengan pesan singkat dari orang lain misal teman. Ada kesan mencari jati diri dari seorang anak disini, ingin diakui oleh orang lain dan mencari belas kasihan terhadap orang lain.

    Setelah memasuki tahap ini, anak memasuki umur dua puluh tahun ke atas. Dalam bahasa jawa adalah selikur (dua puluh satu) sampai songolikur (dua puluh Sembilan). Terdapat kata LIKUR diakhir penyebutan kata. LIKUR mempunyai arti lingguh kursi. Maksudnya adalah pada umur tersebut orang akan disibukkan dengan mencari jabatan, mencari pekerjaan, maupun mencari kemapanan. Tak heran pada usia ini anak akan banyak mencari pekerjaan untuk menyambung hidupnya, menafkahkan dirinya mapun keluarga. Sehingga pada masa ini dituntut untuk mencari kemapanan atau pekerjaan tetap, syukur dapat kedudukan yang tinggi untuk dapat terakui oleh lingkungan dan memudahkan dirinya dalam hidup. Ada istilah SELAWE (dua puluh lima tahun) diantara selikur dan songolikur. SELAWE dalam artian Seneng lanang wedok, adalah suatu keharusan pada masa kurang lebih umur tersebut seseorang dituntut untuk menikah.
   Dan pada usia memasuki puluh-puluh tahun ada istilah SEKET (lima puluh tahun). Artinya Senenge anggo kethu. Kethu disini sebagai umat islam adalah menggunakan peci. Orang pada umur ini suka memakai peci adalah mengidentikkan dengan dirinya yang mulai gemar ibadah. umur ini orang akan sadar bahwa hidup sudah tidak lama lagi. Sehingga ada upaya untuk memperbaiki diri dalam hidupnya dan mencari bekal untuk kehidupan setelah matinya. Setelah memasuki umur tersebut ada istilah SEWIDAK (enam puluh tahun), artinya Sejatine wes tindak. Masa-masa ini menyadari bahwa jiwa dan raga harus siap jika sewaktu-waktu ajalnya diambil. Karena umur manusia sejatinya sekitar itu. Penegrtian lain adalah bahwa pada umur ini orang akan lebih suka tindak ke tanah suci untuk menyempurnakan agamanya. Maka tak heran jika pada umur ini, banyak orang jawa yang berpergian ke tanah suci untuk menunaikan ibadah haji.
               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar