Yogyakarta; Berakit-rakit kehulu berenang-renang
ketepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian. Pepatah ini cocok
untuk menggambarkan perjalanan ke lokasi wisata pantai Torohudan. Lokasinya
masih satu kompleks dengan pantai Ngobaran. Dari pantai Ngrenehan mentok (area
parkir) jika ke kanan menuju pantai Ngrenehan, maka ambillah yang kiri
menyusuri jalan yang belum aspal sejauh 1 KM. Apalagi dipertengahan jalan anda
akan melewati jalan yang terjal, rusak, berhati-hatilah jika melewati jalan
tersebut. Jika bingung jangan malu untuk bertanya ke warga, tapi sebaiknya anda
bertanya di area parkir Ngerenehan, karena belum tentu anda bertemu orang di
jalan.
Tidak ada tanda yang mengarahkan ke
pantai Torohudan. Tidak ada petugas, tukang parkir tidak ada, bahkan lahan
tempat wisata pun tidak ada. Anda hanya mengandalkan arah petunjuk dari warga
saja, atau GPS tapi tidak untuk jalan, karena jalan setapak tidak terdeteksi di
dalam GPS. Jika telah sampai, parkirlah kendaraan anda bersama motor lain,
yakni motor warga yang sedang berladang. Saya sarankan amankan motor anda
dengan mengunci motor dengan aman untuk menghindari hal yang diinginkan
pencuri. Anda berjalan kurang lebih selama 15 menit. Anda akan melewati ladang
warga, kandang ternak warga. Dan tentu suasana sangat sepi. Tapi jangan
manfaatkan kesunyian dengan hal yang tidak-tidak loh ya.
Jika telah sampai, anda akan
melewati pohon yang besar, mungkin pohon ini di sakralkan warga, karena ketika
saya berada disitu terdapat sesajen di sekitar pohon itu. Bau wanginya sangat
menyengat. Seratus meter dari situ anda berhadapan dengan pantai. Pantai masih
perawan, alami, dan banyak tumbuhan yang masih asri. Tidak ada sampah di pantai
ini. Cobalah untuk ke pantai ini secepatnya sebelum populer, nanti malah akan
menjadi tak perawan lagi alis alami lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar