Jalan-jalan kami kali ini pergi ke Goa Gajah di Kecamatan Dlingo,
Bantul, Yogyakarta. Untuk menuju ke Goa ini cukup mudah, yaitu dengan mengikuti
jalur arah Kebun Buah Mangunan Yogyakarta. Kalau masih belum tahu, dari arah Jogja,
ambil arah menuju jalan Imogiri Timur, tepatmya dari terminal Giwangan ke selatan
terus mentok pertigaan, belok kiri. Dan sebelum masuk ke area Makam Imogri
ambil jalan belok kiri, terus naik ke arah Hutan Pinus dan mangunan. Ikuti
jalan tersebut sampai ke arah Kebun Buah Mangunan.
Nanti ada arah jika ke kiri menuju Goa Gajah dan Ke kanan Ke Kebun Buah Mangunan, ambillah yang menuju ke Goa Gajah. Ikuti Jalan terus dan jangan malu untuk bertanya ke warga sekitar, untuk menghindari tersesat.
Nanti ada arah jika ke kiri menuju Goa Gajah dan Ke kanan Ke Kebun Buah Mangunan, ambillah yang menuju ke Goa Gajah. Ikuti Jalan terus dan jangan malu untuk bertanya ke warga sekitar, untuk menghindari tersesat.
Ketika kami melakukan perjalanan ke arah Dlingo
begitu senangnya karena banyak anak muda yang juga menuju ke sana. Tetapi sampai
pada arah yng menunjukkan ke Goa Gajah dan Kebun buah Mangunan, semua tertuju
ke Kebun Buah Mangunan. Perjalanan kami yang hanya satu motor berubah
keheningan begitu saja, seperti menyelusuri pedalaman. Jalan yang semula mulus
bagai kulit perawan, berubah tak menentu ketika menuju ke Goa Gajah. Maka dari
itu jika anda pergi ke sana tetap berhati-hatilah dalam mengendarai dan kurangi
kecepatan. Sekitar 2 km dari plang yang menunjukkan ke Goa Gajah sampai pada
kawasan Goa Gajah. Kamipun singgah disana yang disambut dengan kesunyian, hanya
petugas wisata dan warung warga yang berada disitu.
Sesampainya disana kami
tak segan untuk bertanya ke petugas yang kebetulan menghampiri kami. Tanpa
pikir panjang kami menanyakan Goa tersebut. Bapak yang kami tanya itu
menjelaskan dengan detailnya seolah seperti sedang presentasi. Dan wajar saja
seketika bapak itu membujuk kami untuk singgah di Goa tersebut. Dan tanpa ada
kata-kata lain selain “iya” kamipun mengikuti langkah bapak itu menuju ke area
parkir dan pintu Goa tersebut.
Bapak itu begitu
ramahnya, sehingga kami terbujuk seketika untuk menyewakan pemandu untuk
menyelusuri Goa tersebut. Awalnya sih saya tidak minat, tapi berhubung teman
saya memaksa, kamipun menyelusuri goa tersebut. Dengan bermodalkan penyewan
seiklasnya untuk pemandu, kami berangkat menuju Goa. Goa kami telusuri
sepanjang 100 meter tentunya dengan perjalanan yang likuk-likuk. Dan suasanya
sunyi senyap. Tak ada suara apapun kecuali kelelawar yang berterbangan
kesana-kemari. Suasana menjadi mistis seketika. Bermodakan senter yang
dibawakan oleh pemandu, kami perlahan menyusuri Goa. Indah bercampur takut
dengan aroma ghaib memang tak bisa dipungkiri walau itu hanya ilusi semata.
Dalam memecah
keheningan, kamipun bertanya-tanya seputar goa ini. Dan menurut bapaknya, Goa
ini adalah peninggalan kerajaan Mataram. Sudah begitu saja tanpa ada rincian
lebih lanjut. Tak lama kemudian kami menemukan cahaya, dan begitu senaangnya
saya ternyata telah sampai pada ujung Goa. Dan terkejutnya ternyata pintu Goa
berada di atas. Tak hanya itu, ternyata ada Batu yang menyerupai Gajah, dan
saya seketika tahu dan menyimpulan sendiri bahwa dinamakan Goa Gajah karena ada
batu yang menyerupai gajah di dalam goa. Dan kami keluar melalui tangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar