Ngaji itu yang benar, jangan asal ngaji, jangan asal Ustadz.
Ngaji itu tidak cukup hanya untuk mendapatkan "pengetahuan" saja. Kalau cuma hanya itu maka tidak perlu harus mondok pesantren sampai puluhan tahun, tidak perlu harus belajar di sekolah agama dalam jangka waktu yang lama?
Ngaji itu tidak cuma sekedar mencari "pengetahuan" ansikh, tapi mencari "ilmu", dan ilmu inipun harus "bersanad". Titik tekannya disini adalah SANAD. Dalam rangka mencari ilmu yang bersanad inilah maka harus selektif dalam memilih guru, sekali lagi jangan asal guru, tapi harus guru yang bersanad.
Kalau sekedar cuma guru/ustadz sembarangan saja, maka anda bisa belajar pada Ustadz Google al-Interneti, Ustadz Kultum al-Televisi, Ustadz Medsos al-Fesboki, Ustadz Sinetron al-Episodi, Ustadz Artis al-Artosi atau Ustadz Dadakan al-Politiki.
Guru yang bersanad, otomatis ilmunya juga bersanad sehingga pemahaman agama yang diperoleh pasti sesuai seperti apa yang dikehendaki al-Quran dan Hadits. Gara-gara cara belajarnya bukan pada guru yang bersanad inilah maka akhir-akhir ini muncul pemahaman agama yang aneh-aneh, yang tidak sesuai dengan Islam rahmatan lil lamin.
Sudahkan guru anda bersanad ???
Tidak ada komentar:
Posting Komentar