1 / 3
belajar satu
2 / 3
belajar 2
3 / 3
Caption Three

Minggu, 12 Februari 2017

PROSES PEMBELAJARAN DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADIS DI MAN II YOGYAKARTA

BAB I
PENDAHULUAN
Di era globalisasi bidang informasi dan telekomunikasi mengalami kemajuan khususnya untuk perangkat audiovisual, mobile phone dan komputer. Teknologi tersebut secara langsung maupun tidak langsung telah mengubah cara hidup masyarakat dan berpengaruh terhadap beberapa aspek kehidupan. Hampir di segala lini kehidupan manusia sekarang telah memanfaatkan kemajuan teknologi informasi, salah satunya di dalam dunia pendidikan. Dewasa ini, teknologi informasi telah banyak dimanfaatkan dan dikembangkan oleh para pakar pendidikan sebagai media belajar. Proses pembelajaran tentunya tida
k akan selalu berjalan dengan optimal jika tidak ditunjang dengan media yang memadai. Menurut Syaiful Bahri Djamarah dalam Maria Ulpah menyebutkan bahwa media pembelajaran adalah alat Bantu yang digunakan dalam proses pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pengajar, peserta didik, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampaian pesan atau media. Jadi, sebagai alat Bantu media mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pembelajaran.
Oleh karena media pembelajaran sangat menentukan hasil proses pendidikan, maka guru, dosen, maupun para praktisi pendidikan mesti senantiasa membuat inovasi baru dalam penggunaan media pembelajaran. Sehingga tujuan dari penggunaan media itu sendiri dapat berjalan optimal, yaitu membantu tercapainya pembelajaran yang efektif dan efesien.

BAB II
GAMBARAN UMUM MAN 2 YOGYAKARTA
MAN II Yogyakarta ini berlokasi di jalan Kyai Haji Ahmad Dahlan 130 dengan nomor telp (0274) 513347.
MAN II Yogyakarta adalah sebuah madrasah yang mempunyai visi-misi "THE REAL ISLAMIC SCHOOL", sekolah ini begitu mengedepankan pembentukan Akhlak manusia yang lebih baik agar sukses dalam dunia dan akhirat kelak.
Dalam proses belajar mengajar para guru dan pembimbing berusaha menciptakkan suasana kekeluargaan di dalam kelas sehingga siswa dapat merasa nyaman dalam proses belajar mengajar.
Adapun visi dan misi MAN II Yogyakarta sebagai berikut:
⦁    Visi  :    Membentuk peserta didik yang beriman,berilmu, dan beramal.

⦁    Misi :
1.    Mewujudkan MAN Yogyakarta II sebagai"The Real Islamic School"
2.    Menciptakan kondisi yang dinamis untuk mengembangkan semua pote yang dimiliki siswa (potensi heard,heart,hand)
3.    Menumbuhkan iklim gemar membaca dan cinta ilmu
4.    Meningkatkan kemampuan berbahasa asing
5.    Menumbuhkembangkan semangat keunggulan.
6.    Memberi penghargaan terhadap prestasi.
7.    Menumbuhkan budaya berlomba-lomba dalam kebaikan (Fastabiqul Khairat)
8.    Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler yang bernuansa "life skill"
9.    Menerapkan manajemen yang demokratis dan partisipatif

BAB III
LAPORAN HASIL STUDI LAPANGAN
⦁    Proses Pembelajaran dengan Menggunakan Teknologi Informasi
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, metode, dan evaluasi. Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran apa yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran tidak bisa lepas dari media pembelajaran, karena media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk mempererat proses interaksi guru dengan siswa dan sebagai alat bantu mengajar yang dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses belajar.
Ada berbagai macam media pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, salah satunya ialah internet. Internet merupakan singkatan dari interconection and networking, adalah jaringan informasi global, yaitu “The largest global network of computers, that enables peoples thoughout the world to connect with each other”. Internet diluncurkan pertama kali oleh J.C.R. Licklider dari MIT (Massachusetts Institute Technology) pada bulan Agustus 1962, Menurut Rusman (2007) menyebutkan bahwa internet merupakan perpustakaan raksasa dunia, karena di dalam internet terdapat miliaran sumber informasi, sehingga kita dapat menggunakan informasi tersebut sesuai dengan kebutuhan. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri.
Sebagaimana pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadis yang kami observasi menggunkan internet dalam pembelajaran jika ada materi yang memerlukan media internet misalnya tentang ayat al-Qur’an yang menyerukan agar manusia menjaga lingkungan hidup. Sehingga peserta didik diberi tugas untuk mencari berbagai macam jenis kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh manusia.
Dalam pelaksanaannya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok, dimana setiap kelompoknya terdiri dari 2 sampai 3 peserta didik. Setelah pembagian kelompok kemudian guru memberikan tema yang berbeda untuk masing-masing kelompok mengenai materi yang diajarkan. Adapun aturan dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan internet ini yaitu guru menyediakan waktu sekitar 30 menit untuk mencari bahan materi, kemudian dibuat power point dan lalu dipresentasikan oleh peserta didik. Dalam proses pembelajaran tersebut peserta didik diberi tanggung jawab untuk mempresentasikan tugas mereka, sehingga tidak ada peserta didik yang tidak sungguh-sungguh dalam mengerjakan tugas tersebut.
Strategi pembelajaran seperti ini guru lebih berperan sebagai mediator dan fasilitator. Sebagai mediator, ada tiga macam kegiatan yang dapat dilakukan guru yaitu, mendorong berlangsungnya tingkah laku sosial yang baik, mengembangkan gaya interaksi pribadi dan menambah hubungan positif dengan siswa. Sedangakan sebagai fasilitator, guru hendaknya mampu mengusahakan sumber belajar yang kiranya berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan dan proses belajar mengajar.
Dengan adanya media pembelajaran ini dapat melatih kemandirian dan kreatifitas peserta didik, sehingga proses mbelajaranpun menjadi menyenangkan karena tidak hanya berpusat pada guru saja.

⦁    Kode Etik Antara Pendidik dan Peserta Didik dalam Pembelajaran yang Menggunakan  Teknologi Informasi
Kode etik antara pendidik atau guru dan peserta didik yang dimaksudkan di sini adalah sebagai pedoman sikap dan perilaku peserta didik dengan guru dalam pembelajaran yang menggunakan teknologi informasi.
Dalam kehidupan sehari-hari dibutuhkan adanya seperangkat aturan atau kode etik yang melindungi suatu aktifitas, agar tidak terjadi hal-hal negative yang tidak kita inginkan. Demikian halnya dalam proses pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi dibutuhkan adanya kode etika dan aturan-aturan yang membawahinya. Sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan murni dan tidak menyalahi perbuatan-perbuatan diluar kendali seorang individu.
Definisi etika ialah ilmu yang mengkaji dan mengkritisi, serta pemikiran yang sistematis dan metodis terhadap norma-norma yang ada di masyarakat. Etika menyangkut mengenai moralitas yang hendak diangkat dalam sebuah aktifitas, dalam hal ini yaitu pada pembelajaran dengan menggunakan teknologi informasi. Dimana akan terjadi perubahan peran, hak cipta, dan hak intelektual seorang individu yang mampu menyerap dan memahami kode etik dan aturan-aturan atas proses kegiatan pembelajaran berbasis teknologi informasi.
Berdasarkan hasil observasi pada mata pelajaran al-Qur’an Hadis yang diajarkan oleh bapak Hanif Latief, S.Pd.I, beliau menyampaikan bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan internet tidak ada aturan yang bersifat formal atau secara tertulis. Tetapi peserta didik telah memiliki aturan jika dalam pembelajaran tidak boleh menggunakan alat komunikasi ataupun laptop, tablet dan sejenisnya pada proses pembelajaran, dan jika dilanggar akan mendapatkan sangsi berupa penyitaan alat-alat yang digunakan untuk mengakses tersebut. Sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik fokus terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

BAB IV
PENUTUP
⦁    Kesimpulan
Dalam proses pembelajaran tidak bisa lepas dari media pembelajaran, karena media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk mempererat proses interaksi guru dengan siswa dan sebagai alat bantu mengajar yang dapat menunjang penggunaan metode mengajar yang digunakan oleh guru dalam proses belajar.
Berdasarkan hasil observasi pada mata pelajaran al-Qur’an Hadis yang diajarkan oleh bapak Hanif Latief, S.Pd.I, beliau menyampaikan bahwa dalam proses pembelajaran menggunakan internet tidak ada aturan yang bersifat formal atau secara tertulis. Tetapi peserta didik telah memiliki aturan jika dalam pembelajaran tidak boleh menggunakan alat komunikasi ataupun laptop, tablet dan sejenisnya pada proses pembelajaran, dan jika dilanggar akan mendapatkan sangsi berupa penyitaan alat-alat yang digunakan untuk mengakses tersebut. Sehingga dalam proses pembelajaran peserta didik fokus terhadap materi yang disampaikan oleh guru.

DAFTAR PUSTAKA

 B.Uno, Hamzah. Lamatenggo,Nina, 2011. Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran, Jakarta: Bumi Aksara.
Roestiyah, 2008. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta.
Rusman,2010. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Rusman,dkk, 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
http://mayadikiria.wordpress.com/2012/12/12/makalah-online-learning-karakteristik-pendidik-dan-peserta-didik/  diakses pada tanggal 29 November 2013 pukul 16.00 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar