Pembicaraan mengenai pendidikan karakter, bukan lagi pembicaraan yang biasa dan kuno. Tetapi, pembicaraan ini sedang hangat-hangatnya dibicarakan diberbagai kalangan. Mulai dari masyarakat biasa, para guru ,mahasiswa, sampai kepada pejabat tinggi negara yang lain pun ikut dalam pembicaraan ini. Karena memang seiring dengan perkembangan zaman, apalagi era globalisasi yang ditandai dengan banyaknya hal-hal yang serba canggih, serba baru, dan serba instan dan tidak biasa, mulai dari pakaian,teknologi dan bangunan memberikan pengaruh yang jelas dalam kehidupan
. Semua orang akan merasakan betapa hebatnya teknologi zaman sekarang. Para pekerja akan terasa lebih mudah dalam mengerjakan apapun dengan adanya alat-alat yang serba canggih tersebut. Begitupun dengan para pelajar. Mereka akan dengan mudah mendapatkan informasi dan pelajaran dari berbagai media yang ada pada zaman sekarang. Apapun yang mereka inginkan dengan mudah bisa terpenuhi, mulai dari yang positif hingga hal yang negatif.
Dengan adanya kecanggihan tersebut, semua orang akan semakin tergiur. Inilah salah satu dampak globalisasi yang menyerang semua kalangan.Orang akan melakukan apa saja agar dapat ikut menikmati kecanggihan tersebut. Bahkan hal-hal yang berbau kriminal sekalipun. Tidak peduli apakah itu akan membahayakan diri mereka sendiri ataupun orang lain. Sepertinya globalisasi lebih banyak memberikan pengaruh negatif ketimbang pengaruh positif. Selain akan menimbulkan tindakan kriminalitas, orang juga akan semakin terbiasa dengan hal-hal yang instan, cepat dan mudah di dapat.Seperti para pelajar yang ketika mencari tugas hanya mengandalkan internet. Mereka tidak mau menggunakan akal pikirannya. Mereka justru lebih bangga dengan hasil karya orang lain dibandingkan dengan hasil dari otak mereka sendiri. Jika hal tersebut terus dilakukan, maka tidak heran jika negara ini akan semakin bergantung pada negara lain. Mereka yang memproduksi alat-alat tersebut, tetapi kita yang justru menjadi konsumen yang paling dominan.
Di era globalisasi ini, banyak orang yang menyepelekan, mengabaikan dan tidak mempedulikan tentang pendidikan karakter. Karena mereka terlalu sibuk dengan kemewahan dan kecanggihan yang ada di era globalisasi ini. Padahal seharusnya, seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, maka seharusnya pendidikan karakter juga menjadi lebih diperhatikan. Mengingat banyaknya godaan-godaan yang ada. Godaan-godaan bagi semua kalangan masyarakat yang akan menghilangkan rasa kemanusiaan dan menimbulkan sikap rakus dan tamak. Pendidikan karakter hendaknya juga lebih ditingkatkan lagi. Karena pendidikan karakter sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang di masa sekarang dan yang akan datang yang tercermin dalam ucapan dan perbuatannya.
Akhi-akhir ini, sering sekali media massa baik cetak, seperti koran dan media elektronik seperti televisi, internet dan radio yang menampilkan dan mengabarkan tentang berbagai tindakan kriminalitas. Tindakan tersebut tidak hanya dilakukan oleh para pelajar, bahkan juga dilakukan oleh orang yang berpendidikan dan pejabat negara, seperti polisi. Tawuran antarpelajar yang sepertinya sudah menjadi tradisi sejak zaman dahulu. Perkelahian antarpolisi yang akhirnya berujung pada tindakan pembunuhan. Hal-hal tersebut sering dikaitkan dengan pendidikan karakter. Apakah memang orang-orang yang melakukan hal tersebut adalah orang yang tidak mendapat pendidikan karakter yang baik sejak kecil?. Hal ini mungkin saja terjadi. Karena jika karakter yang baik telah ditanamkan dan dipupuk sejak kecil, maka kelak akan menghasilkan pribadi yang baik pula. Meskipun ke depannya banyak hal yang akan memberikan pengaruh buruk. Namun sebaliknya, apabila karakter yang tidak baik telah ditanamkan dan dipupuk sejak kecil kepada seorang anak atau memang tidak mendapatkan pendidikan yang baik, maka tidak heran jika ke depannya akan menjadi pribadi yang tidak baik pula. Terlebih lagi jika lingkungannya lebih banyak memberikan dorongan ke arah negatif.
Lalu siapa yang bertanggung jawab dalam hal pendidikan karakter pada seorang anak ?. Siapa yang patut disalahkan jika ke depannya seorang anak lebih cenderung pada hal-hal yang berbau negatif?. Mengenai siapa yang bertanggung jawab dan yang patut disalahkan, maka banyak pihak yang terlibat dalam pendidikan karakter bagi seorang anak. Pihak-pihak tersebutlah yang akan menentukan karakter seorang anak. Baik atau buruknya tergantung pada mereka. Jika memang mereka mengajarkan sesuatu yang baik, maka tentu hasilnya akan baik pula. Jika buruk, maka hasilnyapun akan buruk.
Pihak yang pertama sekali adalah keluarga. Karakter seorang anak sangat dipengaruhi oleh keluarga. Karena memang keluaga adalah orang pertama yang menjadi kiblat seorang anak dalam bertindak. Baik atau buruknya tergantung pada mereka. Terutama kepada kedua orang tua. Orang tua yang sangat berpengaruh dalam membentuk karakter seorang anak. Dalam pendidikan, terutama pendidikan karakter orang tua tidak hanya di tuntut untuk mengajarkan anak-anaknya pada hal-hal yang baik melalui ucapan-ucapan ataupun nasihat. Orang tua juga harus mengajari anak-anaknya melalui perbuatan dengan cara memulai hal-hal tersebut dari diri mereka sendiri kemudian menjadikannya sebagai suatu kebiasaan. Karena memang, seorang anak seharusnya dididik melalui dua hal tersebut, ucapan dan perbuatan. Apabila hanya dilakukan melalui ucapan saja, mungkin memang tetap akan di dengar oleh anak. Tetapi kecil sekali kemungkinannya akan dilakukan. Sebaliknya apabila ucapan yang baik juga diiringi dengan perbuatan melalui contoh dari orang tua terlebih dahulu, maka besar kemungkinan akan lebih mampu berpengaruh pada karakter anak.
Pada dasarnya, seorang anak lebih cenderung bersifat meniru. Tidak dibedakan antara anak yang masih dalam tahap sekolah dasar, menengah, atas, bahkan mahasiswa sekalipun. Jadi, tidak heran apabila sikap seorang guru juga akan berpengaruh pada pembentukan karakter siswanya. Apabila seorang guru berpakaian tidak rapi saja dihadapan siswanya, maka jangan menyalahkan siswa jika hari-hari berikutnya mereka juga akan melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, hendaknya guru juga memberikan pelajaran yang baik kepada para siswanya. Tidak hanya melalui ucapan-ucapan atau nasihat, tetapi juga hendaknya melalui perbuatan dengan mengawali hal yang baik itu dari diri guru itu sendiri. Ucapan atau nasihat walaupun setiap hari di katakan kepada siswa, hal tersebut tidak akan menjamin untuk merubah mereka ka arah yang lebih baik. Bahkan hal tersebut hanya akan menjadi sia-sia saja dan tidak memberikan pengaruh apa-apa dalam diri mereka. Inilah yang menjadi alasan mengapa guru juga bertanggung jawab dan berpengaruh pada karakter seorang anak.
Selain orang tua dan guru, pihak lain yang juga bertanggung jawab dan berpengaruh pada karakter seorang anak adalah lingkungan, terutama teman. Jika seorang anak berteman dengan anak yang memiliki karakter yang baik, maka besar kemungkinan anak tersebut juga akan ikut memiliki karakter yang baik pula. Jika tidak, maka maka besar kemungkinan juga akan berpengaruh pada diri mereka. Dengan demikian, hendaknya seorang anak dibiasakan berteman dengan anak yang baik. Teman termasuk faktor yang dominan dalam pembentukan karakter seorang anak. Karena dimanapun anak lebih cenderung menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman mereka.
Di era globalisasi ini, banyak sekali oarang tua yang mengabaikan masalah pendidikan karakter. Orang tua lebih sering memperhatikan dan disibukkan dengan urusan pekerjaan mereka dibandingkan dengan anak. Orang tua, terlebih lagi ibu harusnya lebih memperhatikan ank-anaknya. Tetapi kebanyakan seorang ibu yang berprofesi sebagai wanita karier lebih sibuk dengan pekerjaan mereka. Pergi bekerja pada pagi hari dan baru pulang pada sore hari bahkan ada yang sampai pada malam hari. Jika keadaannya demikian, kapankah tersedia waktu untuk mengajari seorang anak?. Kapankah waktu bagi seorang anak untuk bisa mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya sendiri?. Orang tua lebih memilih menyerahkan anaknya pada pembantu yang mereka miliki. Pembantu sepertinya dianggap sebagai orang yang berkewajiban untuk mengasuh anak-anak mereka, dari mereka kecil hingga dewasa. Padahal pembantu hanya bertugas untuk membantu, bukan sepenuhnya untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah termasuk mengasuh anak-anak mereka. Orang tua sepertinya berlepas tangan terhadap urusan rumah dan anak.
Selain itu, fenomena yang tak kalah lazim dilihat pada zaman sekarang adalah fenomena yang terjadi dikalangan guru. Guru pada saat sekarang ini sepertinya hanya bertugas sesuai apa yang memang telah di amanahkan kepada mereka melalui silabus. Mereka sepertinya hanya lebih menenkankan pada materi-materi pelajaran. Jika siswanya telah paham mengenai materi- materi tersebut, berarti tugas mereka telah selesai. Mereka mengabaikan bahkan tidak peduli sama sekali pada pendidikan karakter siswa-siswanya. Padahal guru juga ikut berperan dalam pendidikan karakter seorang anak. Melalui guru juga karakter seorang anak akan terbentuk. Sebaiknya, seorang guru tidak hanya fokus pada materi-materi palajaran, tetapi hendaknya juga mengimbangi materi pelajaran tersebut dengan pendidikan mengenai sikap.
Anak yang awalnya mempunyai karakter yang baik apabila berteman dengan anak yang tidak baik, maka ia bisa ikut menjadi tidak baik. Walaupun ada anak yang tetap baik jika berteman dengan anak yang tidak baik. Tetapi mungkin sangat jarang sekali ditemukan. Anak lebih cenderung suka diperhatikan, terutama anak remaja. Maka tidak heran jika banyak ditemui anak yang sering bertingkah aneh di dalam kelas. Itu semua mereka lakukan agar lebih mendapat perhatian dari teman-teman dan gurunya. Seandainya seorang anak tidak mendapat perhatian dari orang tua, guru atau pihak lainnya, biasanya anak lebih cenderung mencari perhatian dari pihak lain, seperti teman. Dan biasanya teman yang mereka inginkan bukanlah teman yang akan membawa mereka ke arah yang positif, tetapi justru sebaliknya ke arah yang negatif. Karena mereka menganggap di sanalah mereka akan lebih mendapat perhatian. Dengan demikian, orang tua dan guru sebaiknya memberikan perhatian yang lebih pada anak terutama anak remaja.
Banyak sekali pada zaman sekarang ini orang yang berpendidikan tinggi dan telah memperoleh gelar yang tinggi pula. Tetapi jarang sekali ditemukan orang yang berpendidikan tinggi diiringi dengan karakter yang baik. Inilah salah satu akibat yang ditimbulkan apabila seorang guru hanya lebih fokus pada pelajaran dan mengabaikan masalah pendidikan karakter. Orang yang berilmu tinggi tetapi tidak memiliki karakter yang baik, maka orang tersebut akan menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk hal-hal yang tidak baik. Seperti para petinggi negara yang sering menggunakan kekuasaan mereka sebagai sarana untuk memperkaya diri sendiri, tanpa memikirkan akibat yang bisa ditimbulkan dari perbuatan mereka tersebut. Apabila orang yang memiliki ilmu yang tinggi diiringi dengan karakter baik yang telah tertanam di dalam diri mereka, maka ilmu itu mereka gunakan tidak untuk memperkaya diri sendiri. Justru digunakan untuk menyejahterakan semua pihak. Hal inilah yang pada era globalisasi ini sulit untuk ditemukan. Orang yang memang bersungguh-sungguh untuk memperbaiki kehidupan.
Pendidikan karakter memang sangat diperlukan dari zaman dahulu hingga zaman sekarang. Dengan adanya globalisasi yang semakin merubah ke arah yang negatif, hendaknya pendidikan terutama pendidikan karakter tidak dilupakan begitu saja. Justru hendaknya sebaliknya. Semakin berkembangnya zaman, semakin kuat pula usaha dalam menanamkan dan mendidik seorang anak kepada hal-hal yang baik. Agar kedepannya jika dihadapkan pada hal-hal yang lebih cenderung bersifat negatif lagi, mereka akan lebih siap lagi untuk menghadapinya dan tidak akan terpengaruh dengan hal-hal yang negatif tersebut. Untuk itu, hendaknya semua pihak yang berpengaruh pada karakter seorang anak lebih memperhatikan pendidikannya. Jangan hanya menyiapkan bekal berupa materi dan ilmu, tetapi juga menyiapkan bekal yang sangat penting dalam kehiduan mereka yaitu karakter yang baik. Karena karakter yang baiklah yang akan membawa seseorang pada kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.
. Semua orang akan merasakan betapa hebatnya teknologi zaman sekarang. Para pekerja akan terasa lebih mudah dalam mengerjakan apapun dengan adanya alat-alat yang serba canggih tersebut. Begitupun dengan para pelajar. Mereka akan dengan mudah mendapatkan informasi dan pelajaran dari berbagai media yang ada pada zaman sekarang. Apapun yang mereka inginkan dengan mudah bisa terpenuhi, mulai dari yang positif hingga hal yang negatif.
Dengan adanya kecanggihan tersebut, semua orang akan semakin tergiur. Inilah salah satu dampak globalisasi yang menyerang semua kalangan.Orang akan melakukan apa saja agar dapat ikut menikmati kecanggihan tersebut. Bahkan hal-hal yang berbau kriminal sekalipun. Tidak peduli apakah itu akan membahayakan diri mereka sendiri ataupun orang lain. Sepertinya globalisasi lebih banyak memberikan pengaruh negatif ketimbang pengaruh positif. Selain akan menimbulkan tindakan kriminalitas, orang juga akan semakin terbiasa dengan hal-hal yang instan, cepat dan mudah di dapat.Seperti para pelajar yang ketika mencari tugas hanya mengandalkan internet. Mereka tidak mau menggunakan akal pikirannya. Mereka justru lebih bangga dengan hasil karya orang lain dibandingkan dengan hasil dari otak mereka sendiri. Jika hal tersebut terus dilakukan, maka tidak heran jika negara ini akan semakin bergantung pada negara lain. Mereka yang memproduksi alat-alat tersebut, tetapi kita yang justru menjadi konsumen yang paling dominan.
Di era globalisasi ini, banyak orang yang menyepelekan, mengabaikan dan tidak mempedulikan tentang pendidikan karakter. Karena mereka terlalu sibuk dengan kemewahan dan kecanggihan yang ada di era globalisasi ini. Padahal seharusnya, seiring dengan kemajuan dan perkembangan zaman, maka seharusnya pendidikan karakter juga menjadi lebih diperhatikan. Mengingat banyaknya godaan-godaan yang ada. Godaan-godaan bagi semua kalangan masyarakat yang akan menghilangkan rasa kemanusiaan dan menimbulkan sikap rakus dan tamak. Pendidikan karakter hendaknya juga lebih ditingkatkan lagi. Karena pendidikan karakter sangat berpengaruh pada kehidupan seseorang di masa sekarang dan yang akan datang yang tercermin dalam ucapan dan perbuatannya.
Akhi-akhir ini, sering sekali media massa baik cetak, seperti koran dan media elektronik seperti televisi, internet dan radio yang menampilkan dan mengabarkan tentang berbagai tindakan kriminalitas. Tindakan tersebut tidak hanya dilakukan oleh para pelajar, bahkan juga dilakukan oleh orang yang berpendidikan dan pejabat negara, seperti polisi. Tawuran antarpelajar yang sepertinya sudah menjadi tradisi sejak zaman dahulu. Perkelahian antarpolisi yang akhirnya berujung pada tindakan pembunuhan. Hal-hal tersebut sering dikaitkan dengan pendidikan karakter. Apakah memang orang-orang yang melakukan hal tersebut adalah orang yang tidak mendapat pendidikan karakter yang baik sejak kecil?. Hal ini mungkin saja terjadi. Karena jika karakter yang baik telah ditanamkan dan dipupuk sejak kecil, maka kelak akan menghasilkan pribadi yang baik pula. Meskipun ke depannya banyak hal yang akan memberikan pengaruh buruk. Namun sebaliknya, apabila karakter yang tidak baik telah ditanamkan dan dipupuk sejak kecil kepada seorang anak atau memang tidak mendapatkan pendidikan yang baik, maka tidak heran jika ke depannya akan menjadi pribadi yang tidak baik pula. Terlebih lagi jika lingkungannya lebih banyak memberikan dorongan ke arah negatif.
Lalu siapa yang bertanggung jawab dalam hal pendidikan karakter pada seorang anak ?. Siapa yang patut disalahkan jika ke depannya seorang anak lebih cenderung pada hal-hal yang berbau negatif?. Mengenai siapa yang bertanggung jawab dan yang patut disalahkan, maka banyak pihak yang terlibat dalam pendidikan karakter bagi seorang anak. Pihak-pihak tersebutlah yang akan menentukan karakter seorang anak. Baik atau buruknya tergantung pada mereka. Jika memang mereka mengajarkan sesuatu yang baik, maka tentu hasilnya akan baik pula. Jika buruk, maka hasilnyapun akan buruk.
Pihak yang pertama sekali adalah keluarga. Karakter seorang anak sangat dipengaruhi oleh keluarga. Karena memang keluaga adalah orang pertama yang menjadi kiblat seorang anak dalam bertindak. Baik atau buruknya tergantung pada mereka. Terutama kepada kedua orang tua. Orang tua yang sangat berpengaruh dalam membentuk karakter seorang anak. Dalam pendidikan, terutama pendidikan karakter orang tua tidak hanya di tuntut untuk mengajarkan anak-anaknya pada hal-hal yang baik melalui ucapan-ucapan ataupun nasihat. Orang tua juga harus mengajari anak-anaknya melalui perbuatan dengan cara memulai hal-hal tersebut dari diri mereka sendiri kemudian menjadikannya sebagai suatu kebiasaan. Karena memang, seorang anak seharusnya dididik melalui dua hal tersebut, ucapan dan perbuatan. Apabila hanya dilakukan melalui ucapan saja, mungkin memang tetap akan di dengar oleh anak. Tetapi kecil sekali kemungkinannya akan dilakukan. Sebaliknya apabila ucapan yang baik juga diiringi dengan perbuatan melalui contoh dari orang tua terlebih dahulu, maka besar kemungkinan akan lebih mampu berpengaruh pada karakter anak.
Pada dasarnya, seorang anak lebih cenderung bersifat meniru. Tidak dibedakan antara anak yang masih dalam tahap sekolah dasar, menengah, atas, bahkan mahasiswa sekalipun. Jadi, tidak heran apabila sikap seorang guru juga akan berpengaruh pada pembentukan karakter siswanya. Apabila seorang guru berpakaian tidak rapi saja dihadapan siswanya, maka jangan menyalahkan siswa jika hari-hari berikutnya mereka juga akan melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, hendaknya guru juga memberikan pelajaran yang baik kepada para siswanya. Tidak hanya melalui ucapan-ucapan atau nasihat, tetapi juga hendaknya melalui perbuatan dengan mengawali hal yang baik itu dari diri guru itu sendiri. Ucapan atau nasihat walaupun setiap hari di katakan kepada siswa, hal tersebut tidak akan menjamin untuk merubah mereka ka arah yang lebih baik. Bahkan hal tersebut hanya akan menjadi sia-sia saja dan tidak memberikan pengaruh apa-apa dalam diri mereka. Inilah yang menjadi alasan mengapa guru juga bertanggung jawab dan berpengaruh pada karakter seorang anak.
Selain orang tua dan guru, pihak lain yang juga bertanggung jawab dan berpengaruh pada karakter seorang anak adalah lingkungan, terutama teman. Jika seorang anak berteman dengan anak yang memiliki karakter yang baik, maka besar kemungkinan anak tersebut juga akan ikut memiliki karakter yang baik pula. Jika tidak, maka maka besar kemungkinan juga akan berpengaruh pada diri mereka. Dengan demikian, hendaknya seorang anak dibiasakan berteman dengan anak yang baik. Teman termasuk faktor yang dominan dalam pembentukan karakter seorang anak. Karena dimanapun anak lebih cenderung menghabiskan waktu untuk bermain bersama teman mereka.
Di era globalisasi ini, banyak sekali oarang tua yang mengabaikan masalah pendidikan karakter. Orang tua lebih sering memperhatikan dan disibukkan dengan urusan pekerjaan mereka dibandingkan dengan anak. Orang tua, terlebih lagi ibu harusnya lebih memperhatikan ank-anaknya. Tetapi kebanyakan seorang ibu yang berprofesi sebagai wanita karier lebih sibuk dengan pekerjaan mereka. Pergi bekerja pada pagi hari dan baru pulang pada sore hari bahkan ada yang sampai pada malam hari. Jika keadaannya demikian, kapankah tersedia waktu untuk mengajari seorang anak?. Kapankah waktu bagi seorang anak untuk bisa mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya sendiri?. Orang tua lebih memilih menyerahkan anaknya pada pembantu yang mereka miliki. Pembantu sepertinya dianggap sebagai orang yang berkewajiban untuk mengasuh anak-anak mereka, dari mereka kecil hingga dewasa. Padahal pembantu hanya bertugas untuk membantu, bukan sepenuhnya untuk mengerjakan semua pekerjaan rumah termasuk mengasuh anak-anak mereka. Orang tua sepertinya berlepas tangan terhadap urusan rumah dan anak.
Selain itu, fenomena yang tak kalah lazim dilihat pada zaman sekarang adalah fenomena yang terjadi dikalangan guru. Guru pada saat sekarang ini sepertinya hanya bertugas sesuai apa yang memang telah di amanahkan kepada mereka melalui silabus. Mereka sepertinya hanya lebih menenkankan pada materi-materi pelajaran. Jika siswanya telah paham mengenai materi- materi tersebut, berarti tugas mereka telah selesai. Mereka mengabaikan bahkan tidak peduli sama sekali pada pendidikan karakter siswa-siswanya. Padahal guru juga ikut berperan dalam pendidikan karakter seorang anak. Melalui guru juga karakter seorang anak akan terbentuk. Sebaiknya, seorang guru tidak hanya fokus pada materi-materi palajaran, tetapi hendaknya juga mengimbangi materi pelajaran tersebut dengan pendidikan mengenai sikap.
Anak yang awalnya mempunyai karakter yang baik apabila berteman dengan anak yang tidak baik, maka ia bisa ikut menjadi tidak baik. Walaupun ada anak yang tetap baik jika berteman dengan anak yang tidak baik. Tetapi mungkin sangat jarang sekali ditemukan. Anak lebih cenderung suka diperhatikan, terutama anak remaja. Maka tidak heran jika banyak ditemui anak yang sering bertingkah aneh di dalam kelas. Itu semua mereka lakukan agar lebih mendapat perhatian dari teman-teman dan gurunya. Seandainya seorang anak tidak mendapat perhatian dari orang tua, guru atau pihak lainnya, biasanya anak lebih cenderung mencari perhatian dari pihak lain, seperti teman. Dan biasanya teman yang mereka inginkan bukanlah teman yang akan membawa mereka ke arah yang positif, tetapi justru sebaliknya ke arah yang negatif. Karena mereka menganggap di sanalah mereka akan lebih mendapat perhatian. Dengan demikian, orang tua dan guru sebaiknya memberikan perhatian yang lebih pada anak terutama anak remaja.
Banyak sekali pada zaman sekarang ini orang yang berpendidikan tinggi dan telah memperoleh gelar yang tinggi pula. Tetapi jarang sekali ditemukan orang yang berpendidikan tinggi diiringi dengan karakter yang baik. Inilah salah satu akibat yang ditimbulkan apabila seorang guru hanya lebih fokus pada pelajaran dan mengabaikan masalah pendidikan karakter. Orang yang berilmu tinggi tetapi tidak memiliki karakter yang baik, maka orang tersebut akan menggunakan ilmu yang dimilikinya untuk hal-hal yang tidak baik. Seperti para petinggi negara yang sering menggunakan kekuasaan mereka sebagai sarana untuk memperkaya diri sendiri, tanpa memikirkan akibat yang bisa ditimbulkan dari perbuatan mereka tersebut. Apabila orang yang memiliki ilmu yang tinggi diiringi dengan karakter baik yang telah tertanam di dalam diri mereka, maka ilmu itu mereka gunakan tidak untuk memperkaya diri sendiri. Justru digunakan untuk menyejahterakan semua pihak. Hal inilah yang pada era globalisasi ini sulit untuk ditemukan. Orang yang memang bersungguh-sungguh untuk memperbaiki kehidupan.
Pendidikan karakter memang sangat diperlukan dari zaman dahulu hingga zaman sekarang. Dengan adanya globalisasi yang semakin merubah ke arah yang negatif, hendaknya pendidikan terutama pendidikan karakter tidak dilupakan begitu saja. Justru hendaknya sebaliknya. Semakin berkembangnya zaman, semakin kuat pula usaha dalam menanamkan dan mendidik seorang anak kepada hal-hal yang baik. Agar kedepannya jika dihadapkan pada hal-hal yang lebih cenderung bersifat negatif lagi, mereka akan lebih siap lagi untuk menghadapinya dan tidak akan terpengaruh dengan hal-hal yang negatif tersebut. Untuk itu, hendaknya semua pihak yang berpengaruh pada karakter seorang anak lebih memperhatikan pendidikannya. Jangan hanya menyiapkan bekal berupa materi dan ilmu, tetapi juga menyiapkan bekal yang sangat penting dalam kehiduan mereka yaitu karakter yang baik. Karena karakter yang baiklah yang akan membawa seseorang pada kesuksesan, baik di dunia maupun di akhirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar