1 / 3
belajar satu
2 / 3
belajar 2
3 / 3
Caption Three

Minggu, 12 Februari 2017

PANTAI NGEDAN SAPTOSARI GK




Suasana masih mendung, aku pun kuatir jika kakiku tak sampai menginjak ke pasir yang katanya masih alami. Selepas aku bersenang ria di pantai Ngobaran yang penuh dengan misteri di benak kepalaku dengan corak Hindunya. Di sepanjang perjalanan menuju ke pantai Ngedan memang masih terus bertanya dalam hati, cerita apa yang tersimpan dalam pantai Ngobaran dengan Brawijya V, Seorang Raja Majapahit. Tapi sudahlah nanti saya pikirkan di rumah, jawab hatiku dengan pasrahnya. Tak mungkin juga aku bergegas browsing dengan lokasi yang sinyal saja harus dicari.

Kini akupun fokus ke pantai Ngedan yang katanya mempunyai pesona yang unik dan indah. Penasaran saya semakin menjadi, namun perjalanan yang sudah lama tak kunjung menemukan jalan menuju ke pantai Ngedan. Sebelumnya sempat saya tanya pada petugas retribusi pantai Ngobaran, “masih jauh mas, disana lurus terus nanti ada warung besar (mungkin semacam supermarket) nah itu tanya saja di sana”. Aku pikir jauhnya perjalanan paling cuma 15 menitan. Setelah menelusuri jalan keluar pantai Ngobaran, ternyata sangat jauh jalan keluarnya yaitu 10 KM, aku menemukan jalan besar. Aku pikir bentar lagi akan sampai, jadi aku memutuskan untuk menelusuri jalan. Tetapi tak ada tanda yang menunjukkan ke pantai Ngedan, aku memutuskan untuk bertanya ke penduduk sekitar. “msih sekitar 1 jam mas menuju pantai ngedan”, jawab salah satu warga. Firasatku ternyata salah, namun  tak gentar untuk melanjutkan perjalanan walau kabur gelap menyelimuti langit.
Cuaca yang mendung, membuat udara terasa dingin. Dan nasib sialnya adalah gigiku kumat terasa linu, cenat-cenut. Namun perjalananku masih semangat untuk menuju ke pantai. Cenat-cenutpun semakin menjadi, tapi bahagianya aku menemukan arah yang menuju pantai Ngedan, jadi dari jalan utama akupun bergegas belok kiri sesuai arah petunjuk. Dan itupun bertuliskan 10 KM. ditengah perjalanan aku tak tahan dengan gigi yang rewel ini, akupun memutuskan untuk bersinggah di salah satu Masjid sekalian untuk memenuhi ibadah di siang hari. Teman saya yang kebetulan menemani, mancarikan saya obat sakit gigi. Lama aku menunggu dia di warung yang kebetulan di depan masjid. Tak ada curiga apa-apa dia membawa gelas yang berisi air putih, karena kupikir puyer memang membutuhkan air. Alangkah terkejutnya ketika dia bekata, “gag ada puyer nih diminum. Sebelum diminum, kumur-kumur dahulu 3 x kemudian di buang, sisanya di minum sampai habis. Airnya sudah di doakan sama bapaknya”. Tanpa ada tindakan lain, saya menuruti apa perkataanya, walaupun dalam hati saya terasa aneh, dan tak percaya dengan kesembuhan semacam itu. Setelah itu saya bergegas beribadah,  dan melanjutkan perjalanan, tak lama arah berubah menjuju jalan setapak yang cukup jauh kurang lebih 5 KM melalui jalan setapak. Lumayan menantang perjalanan ini, dan gigi saya masih tersa sakit. Setelah sampai tak ada perubahan yang menunjukkan kesembuhan, tapi saya abaikan dan tatap fokus pada pantai Ngedan. Dengan bergegas saya menuju tempat yang sedang tenar di instagram, yaitu di tangga di atas karang. Untuk menuju kesana harus berjalan kaki sekitar 500 meter. Tapi perjalanan ditemani pemandangan yang sangat indahnya sampai tak terasa sampai pada tujuan kami. Dan di sana Waw luar biasa indahnya. Kamipun menikmati keberadaan di sana sambil beristirahat. Tak rugilah pergi kesini dengan perjalanan yang cukup menantang. Gigiku pun mulai berangsur membaik sampai akhirnya sembuh dari sakitnya, dan Alhamdulillah sampai sekarang tidak merasakan sakit lagi. Hal yang menajubkan ini tak bisa kulupakan. 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar