1 / 3
belajar satu
2 / 3
belajar 2
3 / 3
Caption Three

Sabtu, 11 Februari 2017

MUSLIM

Muhammad Rusli Malik
(Penulis Tafsir Al-Barru)

Muslim mempunyai dua makna. Yaitu orang yang mengaku penganut ajaran Islam. Dan yang mencapai derajat berserah diri sepenuhnya kepada Allah.

Jika menyebut berurut, Alquran selalu mendahulukan Muslim baru Mukmin (66:5 dan 33:35). Tapi jika menyebut tingkatan kualitas, selalu Muslim yang paling terakhir (2:132, 3:102, 7:126).

Yang pertama baru berjanji untuk menjadikan Islam sebagai jalan (ajaran) menuju kepada kesempurnaan jiwa. Jenis Muslim seperti ini yang paling banyak. Bisa saja isi kepalanya sudah sarat ilmu, tapi lakunya masih awam akibat kedangkalan jiwanya. Alih-alih menjadikan Islam sebagai jalan, sebagian mereka justru menjadikannya komoditas. Di sinilah muncul senjang antara Islam dan orang Islam.

_“Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Kitab Suci), kemudian berlepas diri dari ayat-ayat itu lalu diikuti oleh setan, sehingga jadilah dia termasuk orang-orang yang sesat.”_ (7:175)

_“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil janji dari orang-orang yang telah diberi Kitab Suci (yaitu): ‘Hendaklah kalian menerangkan isi Kitab Suci itu kepada manusia, dan jangan menyembunyikannya,’ lalu mereka melemparkan janji itu ke belakang punggungnya dan menukarnya dengan harga yang sedikit. Amatlah buruknya tukaran yang mereka terima.”_ (3:187)

Sementara Muslim jenis kedua bukan saja telah mencapai Puncak Pencarian, Sang Kebenaran, *Al-Haq*, tapi bahkan sudah berserah diri sepenuhnya kepada-Nya, sebagai buah dari melewati jalan (ajaran) Islam. Tandanya, hatinya tenang, lakunya harmoni, dan keberadaannya di tengah manusia membuat yang lain ikut damai dan sejahtera. Akhlaknya mengingatkan manusia akan kebesaran Allah. Orang Islam diminta untuk berlomba-lomba menjadi terdahulu dalam Muslim jenis kedua ini (6:163, 39:12).

وَجَاهِدُوْا فِى اللّٰهِ حَقَّ جِهَادِهٖ  ؕ  هُوَ اجْتَبٰٮكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى الدِّيْنِ مِنْ حَرَجٍ  ؕ  مِلَّةَ اَبِيْكُمْ اِبْرٰهِيْمَ  ؕ  هُوَ سَمّٰٮكُمُ الْمُسْلِمِيْنَ   ۙ  مِنْ قَبْلُ وَفِيْ هٰذَا لِيَكُوْنَ الرَّسُوْلُ شَهِيْدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُوْنُوْا شُهَدَآءَ عَلَى النَّاسِ   ۚ  فَاَقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَاٰتُوا الزَّكٰوةَ وَاعْتَصِمُوْا بِاللّٰهِ  ؕ  هُوَ مَوْلٰٮكُمْ ۚ  فَنِعْمَ الْمَوْلٰى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ *

_"Dan berjihadlah kalian di jalan Allah dengan jihad yang benar. Dia telah memilih kalian dan tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama moyangmu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamakan kalian Muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al-Qur'an) ini, agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kalian menjadi saksi atas segenap manusia. Maka laksanakanlah sembahyang dan tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dialah pelindungmu. Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong."_ (22:78)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar