1 / 3
belajar satu
2 / 3
belajar 2
3 / 3
Caption Three

Sabtu, 04 Februari 2017

HARTA HALAL & THOYYIB

Saluran News:

1. Ghonimah

Penulis tafsir ayat ahkam memberi definisi ghonimah dgn mengatakan:

ما أخذ من الكفار قهراً بطريق القتال والغلبة

apa yg diambil dari org kafir secara paksa lewat peperangan & penaklukkan Status dari ghonimah adalah halal bagi umat rosululloh shollallohu alaihi wasallam sebagaimana sabda beliau:

عَنْ جَابِر بْن عَبْدِ اللَّهِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ قَبْلِي نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ وَجُعِلَتْ لِي الْأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا فَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلَاةُ فَلْيُصَلِّ وَأُحِلَّتْ لِي الْمَغَانِمُ وَلَمْ تَحِلَّ لِأَحَدٍ قَبْلِي وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ عَامَّةً

Dari Jabir bin 'Abdullah bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Aku diberikan lima perkara yg tidak diberikan kepada org sebelumku; aku ditolong melawan musuhku dgn ketakutan mereka sejauh satu bulan perjalanan,dijadikan bumi untukku sebagai tempat sujud dan suci. Maka dimana saja salah seorg dari umatku mendapati waktu shalat hendaklah ia shalat,dihalalkan untukku harta rampasan perang yg tdk pernah dihalalkan untuk org sebelumku,aku diberikan (hak) syafa'at,dan para Nabi sebelumku diutus khusus untuk kaumnya sedangkan aku diutus untuk seluruh manusia.
[HR Bukhori,Muslim,Ahmad & Addarimi]

2. Fa’i

Sayyid Sabiq memberi definisi fa’i:

الْمَالُ الّذِى أخَذَهُ الْمُسْلِمُوْنَ مِنْ أعْدَاءِهِمْ دُوْنَ قِتَالٍ

Harta yg diambil kaum muslimin dari musuh2 mereka tanpa ada peperangan
Salah satu bentuk fa’i yg pernah didapat oleh rosululloh shollallohu alaihi wasallam adalah pada perang sawiq (gandum). Dituturkan oleh penulis arrohiq almakhtum bahwa Abu Sufyan mencoba untuk menyerang kota Madinah. 200 penunggang kuda ia kerahkan hingga tiba di gunung Tsaib, 12 mil dari kota Madinah. Saat mendengar kedatangan mereka,rosululloh shollallohu alaihi wasallam segera mengejar mereka. Pasukan kafirpun lari. Demi mempercepat langkah kuda,mereka menjatuhkan sawiq (gandum) yg merupakan bagian dari perbekalan mereka. Sampai di Qorqoroh Kudr,umat islam pulang dgn membawa gandum sehingga perang ini disebut ghozwatu sawiq.

3. Jizyah

Jizyah adalah pajak yg diberlakukan bagi ahlu dzimmah (org kafir yg terlindungi) yg tinggal di negeri islam. Bagi kaum hali kitab diberi tiga opsi yg mereka pilih salah satunya, yaitu: masuk islam,membayar jizyah atau diperangi. Ayat yg mengaturnya adalah firman Alloh:

قَاتِلُوا الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَلَا بِالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَلَا يُحَرِّمُونَ مَا حَرَّمَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ وَلَا يَدِينُونَ دِينَ الْحَقِّ مِنَ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ حَتَّى يُعْطُوا الْجِزْيَةَ عَنْ يَدٍ وَهُمْ صَاغِرُونَ

Perangilah org2 yg tdk beriman kepada Allah & tidak (pula) kepada hari Kemudian, dan mereka tidak mengharamkan apa yg diharamkan oleh Allah & RasulNya & tidak beragama dgn agama yg benar (agama Allah),(Yaitu org2) yg diberikan Al-Kitab kepada mereka,sampai mereka membayar jizyah dgn patuh sedang mereka dlm Keadaan tunduk.
[attaubah :29]

عَنْ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم أَخَذَهَا يَعْنِي: اَلْجِزْيَةُ مِنْ مَجُوسِ هَجَرَ

Dari Abdurrahman Ibnu 'Auf Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam mengambilnya, yaitu upeti,dari kaum Majusi Hajar.
[HR Bukhari]

Dalam madzhab Syafi’i sebagaimana yg dituturkan oleh pengarang Kifayatul Akhyar, prosedur diterimanya org kafir tinggal di negeri islam adalah: Perkataan seorg imam atau yg mewakilinya “Aku izinkan kalian tinggal di negeri islam dgn syarat kalian tunduk kepada hukum islam & membayar jizyah setiap tahunnya sekian “. Ahlu dzimmahpun menjawab “ Saya terima atau saya ridlo “

Selanjutnya ketentuan pembayaran jizyah sebagaimana yg pernah dilakukan oleh Umar bin Khothob adalah: satu dinar bagi miskin yg memiliki pekerjaan,dua dinar bagi kalangan menengah & empat dinar teruntuk org kaya.

4. Salab

Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam menerangkan tentang salab dgn berkata: apa yg ada pada org kafir yang terbunuh baik berupa pakaian, perhiasan, sabuk, baju besi, tameng,mahkota,sepatu,pedang, senapan,ikat pinggang meski terbuat dari emas,mobil,motor,pesawat yang digunakan untuk menyerang dan lainnya.

Pengarang Almizan Alkubro berpendapat bahwa dalam madzhab Syafi’i dan Hambali,salab berhak dimiliki oleh si pembunuh baik ada persetujuan dari pemimpin atau tidak. Adapun dalil tentang disyariatkannya salab adalah dua hadits di bawah ini:

عَنْ عَوْفِ بْنِ مَالِكٍ رضي الله عنه أَنَّ اَلنَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم قَضَى بِالسَّلَبِ لِلْقَاتِلِ

Dari 'Auf Ibnu Malik Radliyallaahu 'anhu bahwa Nabi Shallallaahu 'alaihi wa Sallam menetapkan harta rampasan perang itu bagi sang pembunuh [HR Muslim dan Abu Dawud]

َعَنْ عَبْدِ اَلرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ رضي الله عنه فِي قِصَّةِ قَتْلِ أَبِي جَهْلٍ قَالَ فَابْتَدَرَاهُ بِسَيْفَيْهِمَا حَتَّى قَتَلَاهُ, ثُمَّ انْصَرَفَا إِلَى رَسُولِ اَللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَأَخْبَرَاهُ, فَقَالَ: أَيُّكُمَا قَتَلَهُ ? هَلْ مَسَحْتُمَا سَيْفَيْكُمَا ? قَالَا : لَا قَالَ: فَنَظَرَ فِيهِمَا, فَقَالَ: كِلَاكُمَا قَتَلَهُ, سَلْبُهُ لِمُعَاذِ بْنِ عَمْرِوِ بْنِ اَلْجَمُوحِ ) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Dari Abdurrahman Ibnu 'Auf Radliyallaahu 'anhu tentang kisah pembunuhan Abu Jahal. Ia berkata: Mereka berdua (Mu'awwidz dan Mu'adz) saling berlomba memancungnya, hingga mereka membunuhnya. Kemudian mereka kembali kepada Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam dan memberitahukan kepada beliau. Maka beliau bertanya : Siapakah di antara kamu berdua yang membunuhnya ? Apakah kalian sudah membersihkan pedang kalian ?. Mereka menjawab : Belum. Perawi berkata: Lalu beliau memeriksa pedang mereka dan bersabda : Kalian berdua telah membunuhnya. Kemudian beliau memutuskan bahwa harta rampasannya untuk Mu'adz Ibnu Amar Ibnu al-Jamuh. [Muttafaq Alaihi]

5. Fida'

Fida’ adalah tebusan tawanan perang dengan uang.
Alloh berfirman:

فَإِذَا لَقِيتُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا فَضَرْبَ الرِّقَابِ حَتَّى إِذَا أَثْخَنْتُمُوهُمْ فَشُدُّوا الْوَثَاقَ فَإِمَّا مَنًّا بَعْدُ وَإِمَّا فِدَاءً حَتَّى تَضَعَ الْحَرْبُ أَوْزَارَهَا ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَانْتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ وَالَّذِينَ قُتِلُوا فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَنْ يُضِلَّ أَعْمَالَهُمْ

Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir (di medan perang) Maka pancunglah batang leher mereka. sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka Maka tawanlah mereka dan sesudah itu kamu boleh membebaskan mereka atau menerima tebusan sampai perang berakhir. Demikianlah apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka [Muhammad : 4]

Berdasarkan ayat ini maka tawanan orang kafir bisa dilakukan satu di antara tiga tindakan, yaitu : dibunuh, fida’ (tebusan dengan sejumlah uang) atau almann (dibebaskan sesuai dengan kebijakan imam). Pengarang tafsir Zadul Masir berpendapat bahwa ayat diatas adalah muhkam bukan mansukh. Hal ini selaras dengan pendapat ibnu Umar, Mujahid, Hasan Albashri, Ibnu Sirin, Ahmad dan Syafi’i.

6. Khorroj dan usyr

al-Kharaj (pajak bumi atas tanah yang dimiliki oleh Negara) sedangkan al-Usyr (bea cukai bagi para pedagang non muslim yang masuk ke Negara Islam)

Maroji’ :
Tafsir Ayat Ahkam (maktabah syamilah) 1/272
Arrohiq Almakhtum, Syaikh Shofiyyurrohman Almubarokfuuri hal 288
Kifayatul Akhyar, Taqiyyuddin Abu Bakar Muhammad Alhusaini Alhishni 2/217
Taudlihul Ahkam, Syaikh Abdulloh Abdurrohman Albassam 4/260
Almizan Alkubroabdul Wahhab bin Ahmad bin Ali Al Anshoriy 2/177
Zadul Masir (maktabah syamilah) 5/372

@salurannews

Tidak ada komentar:

Posting Komentar